Belajar Mencintai Sang Idola
Kata "nekat" bener-bener merasuk kepada siapapun pendukung Persebaya Surabaya. Bocah, anak-anak, tua, muda begitu mendengar nama Persebaya akan bergetar hatinya. Semacam getaran cinta. Cinta yang sangat kuat, mengalahkan logika, dan nalar bagi para penyukanya. Usia 13 tahun, tapi sudah memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap idolanya bukan hal yang dibuat-buat. Tentu Deny sadar, siapa sosok yang dia kagumi, tim yang ia menaungi idolanya bermain, semuanya ia mengetahuinya.
Tapi ini benar-benar diluar akal sehat, melintasi dua pulau, mengayuh sepeda onthel sendirian, hanya ingin menemui sang idola. Tentinya, dengan segala resiko yang akan diterimanya ditengah jalan. Tidak berlebihan yang dilakukan Deny untuk bisa bertemu sang idola. Tapi bagaimana menanamkan kecintaan pada anak seusia tersebut,untuk bisa menggerakkan "kenekatan" yang luar biasa tersebut. Cuman Tuhan dan Deny yang tahu. Tidak berlebihan jika slogan yang dinaungkan Bonek selama ini. Mulai dari kalimat "Persebaya Sampek Kiamat", "Persebaya Emosi Jiwaku", "Persebaya Dunia Akhirat", "Persebaya Harga Diri Kami", serta banyak slogan-slogan penyemangat lainnya. Slogan tersebut memang benar adanya, semua diciptakan dari hati dan kecintaan yang mendalam terhadap tim kebanggaan. Persebaya Surabaya terima kasih Den, darimu kami belajar bagaimana mencintai sang idola dengan cara yang luar biasa.