Mengenal Sosok Cak Dul Panglima Bonek 1988
Sejarah berbondong-bondongnya suporter Persebaya Surabaya pada laga final Kompetisi Perserikatan 1988 di Stadion Senayan Jakarta tidak bisa di lepaskan dari sosok H. ABDULLAH.
Sosok yang akrab di sapa Cak Dul ini dikenal sebagai panglima perang Bonek mania pada akhir 1980 an.
"Dulu belum ada istilah dirigen atau korlap. Teman-teman suporter banyak yang menyebut panglima perangnya Bonek. Tapi ini bukan ditujukan untuk berseteru dengan suporter musuh, istilah panglima ini hanya untuk mengkoordinir suporter sebagai pengganti ketua, " kata cak dul.
Ia banyak menceritakan kebesaran dan aksi nekat suporter Persebaya di kompetisi terdahulu.
Menurut Cak Dul, Bonek adalah bentuk spontanitas arek-arek Suroboyo yang mengalir darah sporadic dan radikal, semangat juang menaklukkan stadion manapun untuk menunjukkan kepada khalayak masyarakat tentang jati diri dan identitas suporter seutuhnya. Baginya, tidak ada kelompok suporter lain di negri ini yang melakukan tindakan radikal dan nekat selain Bonek.
Hal yang paling berkesan bagi Cak Dul adalah ketika ia dengan berani dan nekat naik ke atap stadion Senayan untuk memasang spanduk raksasa sepanjang 60 meter yang bertuliskan "KAMI HAUS GOL KAMU PERSEBAYA".
Seisi stadion bergemuruh dengan tepukan tangan saat Cak Dul mulai menaiki atap sampai ia berhasil memasang spanduk itu. Ini tidak ada pemain yang cidera, tidak ada aksi yang fenomenal dari pemain dan tidak ada momen menarik di lapangan melainkan teriakan dan applous dari seluruh penonton itu ditujukan kepada aksi nekat seorang suporter Persebaya yang mampu memanjat atap Stadion Senayan setinggi 15 meter. Suporter Persebaya itu adalah Cak Dul yang dulunya berambut gondrong dan konon dijadikan ikon gambar Bonek di koran.
Sosok yang akrab di sapa Cak Dul ini dikenal sebagai panglima perang Bonek mania pada akhir 1980 an.
"Dulu belum ada istilah dirigen atau korlap. Teman-teman suporter banyak yang menyebut panglima perangnya Bonek. Tapi ini bukan ditujukan untuk berseteru dengan suporter musuh, istilah panglima ini hanya untuk mengkoordinir suporter sebagai pengganti ketua, " kata cak dul.
Ia banyak menceritakan kebesaran dan aksi nekat suporter Persebaya di kompetisi terdahulu.
Menurut Cak Dul, Bonek adalah bentuk spontanitas arek-arek Suroboyo yang mengalir darah sporadic dan radikal, semangat juang menaklukkan stadion manapun untuk menunjukkan kepada khalayak masyarakat tentang jati diri dan identitas suporter seutuhnya. Baginya, tidak ada kelompok suporter lain di negri ini yang melakukan tindakan radikal dan nekat selain Bonek.
Hal yang paling berkesan bagi Cak Dul adalah ketika ia dengan berani dan nekat naik ke atap stadion Senayan untuk memasang spanduk raksasa sepanjang 60 meter yang bertuliskan "KAMI HAUS GOL KAMU PERSEBAYA".
Seisi stadion bergemuruh dengan tepukan tangan saat Cak Dul mulai menaiki atap sampai ia berhasil memasang spanduk itu. Ini tidak ada pemain yang cidera, tidak ada aksi yang fenomenal dari pemain dan tidak ada momen menarik di lapangan melainkan teriakan dan applous dari seluruh penonton itu ditujukan kepada aksi nekat seorang suporter Persebaya yang mampu memanjat atap Stadion Senayan setinggi 15 meter. Suporter Persebaya itu adalah Cak Dul yang dulunya berambut gondrong dan konon dijadikan ikon gambar Bonek di koran.